RESUME
KIMIA
ASAM BASA MENURUT BRONSTED-LOWRY
DAN
PENCEMARAN AIR
OLEH
:
ARIS
MUNANDAR
RICKI
RAHMAD
A.
MENURUT
BRONSTED-LOWRY
Teori
• Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
• Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
• Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
• Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Hubungan
antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius Teori Bronsted-Lowry tidak
berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan
teori Arrhenius.Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida
menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air.Asam menghasilkan ion
hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui
pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas
hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida,
molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke
molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan
mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium,
H3O+.
Ketika asam
yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai asam
sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari
ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.
Tampilan elektron terluar,
tetapi mengabaikan elektron pada bagian yang lebih dalam:
Adalah
sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda berbicara tentang
ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda sedang membicarakan
ion hidroksonium.Permasalahan hidrogen klorida / ammonia Hal ini bukanlah suatu
masalah yang berlarut-larut dengan menggunakan teori Bronsted-Lowry. Apakah
anda sedang membicarakan mengenai reaksi pada keadaan larutan ataupun pada
keadaan gas, amonia adalah basa karena amonia menerima sebuah proton (sebuah
ion hidrogen). Hidrogen menjadi tertarik ke pasangan mandiri pada nitrogen yang
terdapat pada amonia melalui sebuah ikatan koordinasi.
Jika amonia
berada dalam larutan, amonia menerima sebuah proton dari ion hidroksonium:
Jika reaksi terjadi pada keadaan gas, amonia menerima sebuah proton secara langsung dari hidrogen klorida:Cara yang lain, amonia berlaku sebagai basa melalui penerimaan sebuah ion hidrogen dari asam. Pasangan konjugasi Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen klorida bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida adalah asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya dalam reaksi satu arah:
Jika reaksi terjadi pada keadaan gas, amonia menerima sebuah proton secara langsung dari hidrogen klorida:Cara yang lain, amonia berlaku sebagai basa melalui penerimaan sebuah ion hidrogen dari asam. Pasangan konjugasi Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen klorida bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida adalah asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya dalam reaksi satu arah:
Pada faktanya, reaksi antara HCl
dan air adalah reversibel, tetapi hanya sampai pada tingkatan yang sangat
kecil. Supaya menjadi bentuk yang lebih umum, asam dituliskan dengan HA, dan
reaksi berlangsung reversibel.
Perhatikan reaksi ke arah depan:
• HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
• Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
• H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
• Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.
Perhatikan reaksi ke arah depan:
• HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.
• Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.
Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:
• H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A-.
• Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.
Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.
Ketika asam,
HA, kehilangan sebuah proton asam tersebut membentuk sebuah basa A-. Ketika
sebuah basa, A-, menerima kembali sebuah proton, basa tersebut kembali berubah
bentuk menjadi asam, HA. Keduanya adalah pasangan konjugasi.Anggota pasangan
konjugasi berbeda antara satu dengan yang lain melalui kehadiran atau
ketidakhadiran ion hidrogen yang dapat ditransferkan.Jika anda berfikir
mengenai HA sebagai asam, maka A- adalah sebagai basa konjugasinya.Jika anda
memperlakukan A- sebagai basa, maka HA adalah sebagai asam konjugasinya.Air dan
ion hidroksonium juga merupakan pasangan konjugasi. Memperlakukan air sebagai
basa, ion hidroksonium adalah asam konjugasinya karena ion hidroksonium
memiliki kelebihan ion hidrogen yang dapat diberikan lagi.Memperlakukan ion
hidroksonium sebagai asam, maka air adalah sebagai basa konjugasinya. Air dapat
menerima kembali ion hidrogen untuk membentuk kembali ion hidroksonium.Contoh
yang kedua mengenai pasangan konjugasi
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Hal pertama
yang harus diperhatikan adalah forward reaction terlebih dahulu. Amonia adalah
basa karena amonia menerima ion hidrogen dari air. Ion amonium adalah asam
konjugasinya – ion amonium dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk
membentuk kembali amonia. Air berlaku sebagai asam, dan basa konjugasinya
adalah ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menerima ion hidrogen untuk
membentuk air kembali. Perhatikanlah hal ini pada tinjauan yang lain, ion
amonium adalah asam, dan amonia adalah basa konjugasinya. Ion hidroksida adalah
basa dan air adalah asam konjugasinya. Zat amfoter Anda mungkin memperhatikan
(atau bahkan mungkin juga tidak memperhatikan!) bahwa salah satu dari dua
contoh di atas, air berperilaku sebagai basa, tetapi di lain pihak air
berperilaku sebagai asam.
Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan sebagai amfoter.
Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan sebagai amfoter.
Pada tahun 1923, Bronsted dan
Lowry mendefinisikan : Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton
(H+) Basa adalah suatu senyawa yang dapat berperan sebagai menerima
proton (H+).
Pada
kedua contoh reaksi di atas, air dapat bertindak sebagai basa dalam larutan HCl
dan sebagai asam dalam larutan amonia. Senyawa yang dapat bertindak sebagai
asam dan basa disebut sebagai senyawa amfoter. Contoh lain senyawa yang
bersifat amfoter yaitu Al2O3. Reaksi di atas menunjukkan
pasangan asam-basa konjugasi. Pada reaksi kebalikannya, ion Cl-
menerima proton dari ion oksonium (H3O+). Ion Cl-
disebut sebagai basa dan ion oksonium (H3O+) disebut
sebagai asam, sehingga HCl merupakan pasangan asam-basa konjugasi dari Cl-
dan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi dari ion oksonium (H3O+).
Air
merupakan elektrolit sangat lemah yang terionisasi menjadi ion H+ dan ion H-.
Dalam air, Asam melepaskan ion H+ sedangkan basa melepaskan ion OH-. Dalam air
asam kuat dan basa kuat terionisasi seluruhnya. Sedangkan asam lemah dan basa
lemah hanya terionisasi sebagian. PH larutan menyatakan konsentrasi H+ dalam
larutan. Penetralan asam oleh basa menghasilkan air, menurut BRONSTED LOWRY
asam merupakan donor proton (H+) dan basa merupakan akseptor proton (OH-).
Di
laboratorium asam dan basa secara sederhana dapat dikenali dengan menggunakan
kertas lakmus. Dalam larutan asam lakmus akan berwarna biru. Larutan asam dan
basa merupakan larutan elektrolit, sehingga didalam air akan terurai menjadi
ion-ionnya. Apakah yang menyebabkan suatu larutan bersifat asam, demikian pula
apa penyebab suatu larutan bersifat basa.
Contoh:
1) HAc(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
1) HAc(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac- merupakan
pasangan asam-basa konjugasi.
H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
2) H2O(l) + NH3(aq)
↔ NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H2O dengan OH-
merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
Pada contoh di atas terlihat bahwa
air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton
akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
B.
Pencemaran Air
1. Sumber dan Bahan Pencemar Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai
macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air
yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu.
Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan
pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan
tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau
mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau
sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
2. Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air
Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain
apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah
tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah
pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat
padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil
erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
3. Bahan Pencemar air
Pada
dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a) Sampah yang dalam proses penguraiannya
memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik,
misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah
tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuhtumbuhan
dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampahsampah tersebut memerlukan
banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka
perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme
dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah
yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau
busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2 ? CO2 +
H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b) Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu
bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau
penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah
rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c) Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium
(Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar
berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui
makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa
saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d) Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari
pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e) Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti
senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang)
dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu
ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan
sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang
diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
f) Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat
menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan
pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir
lainnya.
g) Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti
tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat
padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air
menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu
mengasimilasi sampah.
h) Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal
dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air
sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat
tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air).
Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa
organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen,
sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara
garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi:
- Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
- Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
- Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
- Bahan pencemar berupa zat radioaktif e) Bahan pencemar berupa panas
4. Parameter dan standar kualitas
air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar
apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk
hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang
mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar
untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap
keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk
keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain
seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan
keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan
berbeda pula.
Sesuai
dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa
digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan
pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
- warna, bau, dan/atau rasa dari air.
- Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
- Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
- Keradioaktifan misal sinar ß.
- Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi).
5. Pengaruh Pencemaran Air terhadap Hewan,
Tumbuh-tumbuhan, dan Tubuh Manusia
Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun
dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Telah anda pelajari bahwa bahan
pencemar air antara lain ada yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As),
kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb),
air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), ada yang berupa oksida-oksida karbon
(CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2
dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat
seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana.
Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang
berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke
dalam pencernaan atau melalui kulit.
Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air di
alam ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil?
sensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuhtumbuhan, akan tetapi
apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn)
dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun
untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi
terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan
mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan
keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila
bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh
dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi
lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga
bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli,
disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam penyakit
kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan
air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau
kotoran hewan.
6. Aplikasi konsep pH dalam pencemaran
pH dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya pencemaran air. Air murni mempunyai pH = 7, sedangkan air
hujan mempunyai pH = 5,6. pH di bawah 5,6 mengakibatkan terganggunya
keseimbangan ekosistem. Hal ini dikarenakan sebagian besar tumbuhan dan hewan
hanya dapat tumbuh dan hidup dengan baik
pada pH antara 5-6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar