Mikroorganisme, Bakteri dan Virus
Perkembangan Mikrobiologi
Sejarah perkembangan mikrobiologi
sebelum ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama,
dimulai dengan terbukanya rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan
Leeuwenhoek pada tahun 1675.
Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan
mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan tahun
1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan
prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak lagi
bersifat spekulatif semata-mata.
Perkembangan Teknik dan Cara Kerja di Laboratorium Mikrobiologi
Selama periode berikutnya antara tahun 1860 dan tahun 1900,
banyak dilakukan penemuan dasar yang penting. Perkembangan teori nutfah
panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba menimbulkan minat terhadap
prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan mencirikan mikroorganisme. Didalam
periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab penyakit serta
metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati
penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-penemuan di bidang
mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang besar dan cepat di dalam
praktik kedokteran.
Penelaah mikroorganisme di laboratorium dilakukan untuk
berbagai tujuan. Misalnya untuk mengetahui identitas masing-masing
mikroorganisme yang berbeda, atau proses biologi dasar yang dilakukan oleh
mikroorganisme. Pada umumnya metode-metode yang tersedia bagi para
mikrobiologiawan memungkinkan untuk pencirian mikroorganisme.
Aplikasi Mikrobiologi dalam Kehidupan Manusia
Mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena mikroba memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba
yang menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya
sekaligus. Sementara itu mikroba yang merugikan dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman, hewan ternak, bahkan manusia itu sendiri.
Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan
oleh mikroba, maka manusia menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan
populasi mikroba itu. Pengendalian dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis
dan sebagainya.
Protista Prokariotik
Keragaman bakteri sangat luas. Tidak seperti
organisme lain yang mempunyai kisaran cirri morfologi, fisiologi, dan metabolik
yang seluas dan menyamai bakteri. Sebagai contoh, riketsia adalah parasit
intraselular, yang sepenuhnya bergantung pada sel inang untuk melakukan
beberapa proses vital ataupun untuk memperoleh produk tertentu. Sebaliknya,
bakteri genus Thiobacillus memperoleh energi dari oksidasi sulfur dan
memperoleh karbon dari karbondioksida. Mikoplasma bentuk tubuhnya sederhana,
dan bentuk terkecil tidak dapat dilihat jelas dengan mikroskop cahaya.
Sebaliknya, Streptomicetes tumbuh menjadi filamen dengan panjang lebih dari 100
m
Protista Eukariotik
Algae adalah organisme eukariotik
fotosintetik aerobik, yang mengandung klorofil a, klorofil lain, dan
pigmen-pigmen fotosintetik lain. Pigmen-pigmen tersebut terletak di dalam
kloroplas. Habitat algae di mana-mana, selama tersedia cahaya matahari,
kelembagaan dan nutrien sederhana. Algae dapat uniselular atau multiselular dan
dapat tertata dalam koloni filamen, atau bentuk-bentuk multiselular lainnya.
Ada yang mikroskopik dan ada pula yang makrokospik.
Algae bereproduksi dengan cara aseksual dan
seksual. Pada setiap tipe reproduksi mereka menggunakan banyak cara. Beberapa
algae mempunyai daur hidup yang rumit yang mencakup cara-cara aseksual maupun
seksual.
Protozoa mempunyai keragaman yang luas dalam
ukuran dan bentuk. Beberapa spesies bersifat polimorfik. Banyak di antara
mereka dapat membentuk sista, dan sista itu penting di dalama penularan
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh protozoa. Secara struktural protozoa
lebih rumit dan biasanya lebih besar daripada protista prokariotik.
Reproduksi pada protozoa ialah melalui proses
aseksual dan seksual, tergantung kepada spesies dan kondisi lingkungannya.
Beberapa protozoa mempunyai daur hidup yang sangat rumit.
Protozoa memperoleh makanannya melalui banyak
cara. Beberapa adalah fotosintetik, yang lain menyerap nutrient terlarut dan
yang lain lagi menelan partikel-partikel makanan padat.
Berdasarkan cara pengerakannya terdapat
empat kelompok utama protozoa. Kelompok-kelompok ini adalah amoeba, siliata,
flagelata, dan sporozoa. Protozoa yang penting secara medis dijumpai di dalam
ke empat kelompok tersebut.
Klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri
morfologis, terutama struktur-struktur yang berkaitan dengan reproduksi, yaitu
spora aseksual dan seksual serta tubuh buahnya. Namun demikian identifikasi
khamir uniselular, seperti halnya bakteri, membutuhkan evaluasi terhadap banyak
ciri fisiologis dan reaksi-reaksi biokimia terutama pada gula.
Ada empat kelas fungi :
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Kebanyakan fungi
yang merupakan patogen bagi manusia dijumpai dalam kelas Deuteromycetes.
Meskipun bukan merupakan kelompok taksonomi tunggal, kapang lendir
(Mycomycetes) merupakan sekumpulan mikroorganisme renik yang mempunyai ciri-ciri
serta daur hidup morfogenetik (berubah bentuk) seperti amoeba.
Isolasi Mikroba
Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang
bermanfaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya
mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya
digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar
tuang.
Biakan adalah medium yang mengandung
organisme hidup. Medium itu menye-diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri.
Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan
tumbuhnya jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermaafaat untuk
memisahkan beberapa jenis.
Identifikasi jenis menggunakan semua sifat
yang berkaitan dengan jenis. Hal ini mencakup morfologi, daya gerak, sifat
biokimianya, kebutuhan akan oksigen, reaksi pewarnaan Gram, dan beberapa
diantaranya sifat kekebalan.
Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar
tetap hidup, tetapi dapat juga memperta-hankan sifat-sifat genotip dan
fenotipnya.
Terdapat 3 metode dalam pemeliharaan kultur,
antara lain penyimpanan kultur dengan cara pengeringan; metabolisme terbatas;
dan penyimpanan kultur dengan cara liofilisasi. Metode yang sering digunakan
adalah pengeringan beku.
Pertumbuhan dan Multiplikasi
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan
kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan
dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan
berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan
pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi
mikroba.
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium
mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag,
fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian
eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,
kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau
radiasi.
Metode pengukuran pertumbuhan yang sering
digunakan adalah dengan menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan
menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa
sel. Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak
langsung. Dalam menentukan jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan
langsung sel secara mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat
sebar, pelat tuang dan most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan
jumlah total sel dapat menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser
atau hemositometer. Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan
metode turbidimetri yang menentukan: Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel
atau koloni, dan satu atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif
metabolit ini dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl.
Virus
Virus merupakan makhluk peralihan yang dapat hidup apabila
menempel pada sel hidup. Virus tidak melakukan metabolisme karena tidak
memiliki protoplasma.
Virus bersifat “PARASIT OBLIGAT” yakni virus dapat berkembang biak apabila menempel pada sel hidup.
Pertama kali ditemukan oleh EDWARD JENNER pada tahun 1792
ADOLF MAYER pada tahun 1882 dengan adanya penyakit bintik kuning pada daun tembakau
BEIJERINCK pada tahun 1897
WENDELL STANLEY pada tahun 1935 berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau (TMV)
Ciri Virus
Dpat dikatakan hidup Karena:
Memiliki ARN / ADN
Dpat dikatakan tidak hidup karena:
Tidak memiliki PROTOPLASMA
Dapat dikristalkan
Memerlukan Asam Nuklet untuk berreproduksi
Tidak melakukan aktivitas metabolisme karena tidak memilik
Tidak dapat bergerak, membelah diri, diendapkan dengan sentivigurasi biasa
Bersifat ASELULER (tdk mempunyai sel)
Berukuran jauh lebih kecil dari bakteri
Bentuknya bervariasi
Tersusun atas asam nukleat yang diselubungi protein yang disebut kapsid
Perkembangbiakan
Virus dapat dikembangbiakan pada embrio telur.
Untuk berkembang biak virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan & sel manusia. Ada 2 macam cara virus menginfeksi sel, yaitu:
Daur Hidup Virus
Litik
Absorpsi: Melekatnya fag pada dinding sel bakteri
Penetrasi: Peruskkan dinding sel bakteri dan masuknyu ARN/ADN fag
Replikasi & Sintesis: Perusakkan ARN / ADN bakteri
Perakitan: Penyusunan fag baru
Pembebasan (LISIS): keluarnya fag baru
Lisogenik
Absorpsi & Infeksi: Fag menempel ditempat spesifik pada sel bakteri
Penetrasi: masuknya ARN/ADN
Penggabungan: ARN/ADN virus bergabung dengan ARN/ADN bakteri dan membentuk profage
Replikasi: bila ARN/ADN fag membelah, ARN/ADN virus juga ikut membelah
Pada umumnya virus bersifat merugikan bagi kehidupan manusia. Akan tetapi dari sekian banyaknya virus yang bersifat merugikan itu, ada juga virus yang dapat menguntungkan kehidupan. Berikut adalah peranan virus. Diantaranya
Profage:
Untuk mencegah Virulensi
Untuk memproduksi antibiotik
Untuk mengubah fenotipe bakteri sehingga menjadi bermanfaat
Bakteriofage:
untuk mengendalikan jumlah populasi Escherichia coli di usus besar manusia
Untuk mendiagnosis penyebaran penyakit
Virus digunakan untuk memproduksi Interveron (protein kecil yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus)
Peranan Virus
Virus yang Merugikan Manusia:
Influenza
HIV, menyebabkan AIDS
Dangue, menyebabkan Demam Berdarah
Hepatitis A & B, menyebabkan Ebola
Herpes
Flu Burung
Campak
Cacar Air
Polio
Gondong
SARS
Rabies
Virus yang Merugikan Hewan:
Polyoma: menyebablan tumor pada hewan
H5N1: menyebabkan Flu Burung
NCD: menyebabkan Tatelo pada ayam
FMD: menyebabkan penyakit yang menyerang kuku dan mulut pada hewan
Virus yang Merugikan Tumbuhan
TMV: Bercak kuning pada daun tembakau
CPVD: Penyakit yang menyerang pembuluh tapis pada tumbuhan jeruk
PMV: Penyakit bercak kuning pada daun kentang
TYMV: Penyakit yang menyebabkan daun menggulung pada tanaman tembakau, kapas dan lobak
Begomovirus: Penyakit kuning pada cabai dan tomat
Virus bersifat “PARASIT OBLIGAT” yakni virus dapat berkembang biak apabila menempel pada sel hidup.
Pertama kali ditemukan oleh EDWARD JENNER pada tahun 1792
ADOLF MAYER pada tahun 1882 dengan adanya penyakit bintik kuning pada daun tembakau
BEIJERINCK pada tahun 1897
WENDELL STANLEY pada tahun 1935 berhasil mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau (TMV)
Ciri Virus
Dpat dikatakan hidup Karena:
Memiliki ARN / ADN
Dpat dikatakan tidak hidup karena:
Tidak memiliki PROTOPLASMA
Dapat dikristalkan
Memerlukan Asam Nuklet untuk berreproduksi
Tidak melakukan aktivitas metabolisme karena tidak memilik
Tidak dapat bergerak, membelah diri, diendapkan dengan sentivigurasi biasa
Bersifat ASELULER (tdk mempunyai sel)
Berukuran jauh lebih kecil dari bakteri
Bentuknya bervariasi
Tersusun atas asam nukleat yang diselubungi protein yang disebut kapsid
Perkembangbiakan
Virus dapat dikembangbiakan pada embrio telur.
Untuk berkembang biak virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan & sel manusia. Ada 2 macam cara virus menginfeksi sel, yaitu:
Daur Hidup Virus
Litik
Absorpsi: Melekatnya fag pada dinding sel bakteri
Penetrasi: Peruskkan dinding sel bakteri dan masuknyu ARN/ADN fag
Replikasi & Sintesis: Perusakkan ARN / ADN bakteri
Perakitan: Penyusunan fag baru
Pembebasan (LISIS): keluarnya fag baru
Lisogenik
Absorpsi & Infeksi: Fag menempel ditempat spesifik pada sel bakteri
Penetrasi: masuknya ARN/ADN
Penggabungan: ARN/ADN virus bergabung dengan ARN/ADN bakteri dan membentuk profage
Replikasi: bila ARN/ADN fag membelah, ARN/ADN virus juga ikut membelah
Pada umumnya virus bersifat merugikan bagi kehidupan manusia. Akan tetapi dari sekian banyaknya virus yang bersifat merugikan itu, ada juga virus yang dapat menguntungkan kehidupan. Berikut adalah peranan virus. Diantaranya
Profage:
Untuk mencegah Virulensi
Untuk memproduksi antibiotik
Untuk mengubah fenotipe bakteri sehingga menjadi bermanfaat
Bakteriofage:
untuk mengendalikan jumlah populasi Escherichia coli di usus besar manusia
Untuk mendiagnosis penyebaran penyakit
Virus digunakan untuk memproduksi Interveron (protein kecil yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus)
Peranan Virus
Virus yang Merugikan Manusia:
Influenza
HIV, menyebabkan AIDS
Dangue, menyebabkan Demam Berdarah
Hepatitis A & B, menyebabkan Ebola
Herpes
Flu Burung
Campak
Cacar Air
Polio
Gondong
SARS
Rabies
Virus yang Merugikan Hewan:
Polyoma: menyebablan tumor pada hewan
H5N1: menyebabkan Flu Burung
NCD: menyebabkan Tatelo pada ayam
FMD: menyebabkan penyakit yang menyerang kuku dan mulut pada hewan
Virus yang Merugikan Tumbuhan
TMV: Bercak kuning pada daun tembakau
CPVD: Penyakit yang menyerang pembuluh tapis pada tumbuhan jeruk
PMV: Penyakit bercak kuning pada daun kentang
TYMV: Penyakit yang menyebabkan daun menggulung pada tanaman tembakau, kapas dan lobak
Begomovirus: Penyakit kuning pada cabai dan tomat
Virus Bakterial
Bakteriofage (fage) adalah virus yang
menginfeksi bakteri dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel bakteri.
Kemudahan relatif dalam penanganannya dan kesederhanaan infeksi fage bakteri
membuatnya menjadi suatu sistem model bagi penelaahan patogenesitas virus
maupun banyak masalah dasar di dalam biologi, termasuk biologi seluler dan
molekular serta imunologi.
Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti
asam nukleat yang terkemas di dalam selubung protein pelindung. Reproduksi
virus bakterial yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut: adsorbsi
partikel fage, penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel
fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan
bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang. Fage-fage virulen telah digunakan
untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.
Virus Hewan dan Tumbuhan
Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit
intraseluler obligat yang sangat kecil. Setiap virion mempunyai sebuah inti
pusat asam nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan
virus tumbuhan dapat ikosashedral, helikal, bersampul atau kompleks.
Proses replikasi virus dimulai
dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa ini disusul dengan penetrasi
dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-komponen virus dan perakitan serta
pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.
Dasar-dasar Klasifikasi
Penelaahan mengenai organisme untuk
menetapkan suatu sistem klasifikasi yang mencerminkan dengan sebaik-baiknya
semua persamaan dan perbedaannya dinamakan taksonomi. Kegiatan di dalam
penyusunan taksonomi mikroorganisme adalah pengklasifikasian, penamaan dan
pengidentifikasi yang kesemuanya disebut dengan sistematika mikroba.
Sistem klasifikasi biologi didasarkan pada
hierarki taksonomi atau penamaan kelompok atau kategori yang menempatkan
spesies pada satu ujung dunia dan di ujung dunia lainnya, dalam urutan: spesies
– genus – famili ordo – kelas – filum atau divisi – dunia. Mikroorganisme,
sebagaimana bentuk-bentuk kehidupan yang lain, diberi nama menurut nomenklatur
sistem biner.
Klasifikasi bakteri menurut Bergey’s Manual
of Determinative Bacteriology pada umumnya diterima secara internasional.
Manual ini direvisi secara berkala untuk memanfaatkan pengetahuan baru melalui
penelitian dengan mikroorganisme dan melalui teknik-teknik baru untuk menganilisis
data yang diperoleh. Bergey’s Manual edisi kedelapan yang sekarang ini, membagi
semua bakteri menjadi 19 bagian (kelompok), dan masing-masing dicirikan oleh
sifat-sifat morfologi atau metabolik yang nyata. Tekanan diberikan pada
pengelompokan bakteri yang memiliki ciri-ciri umum dan mudah dikenali. Tidak
ada usaha untuk mengatur penempatan mikroorganisme yang mencerminkan skema
suatu perkembangan evolusi, sebagaimana dilakukan pada edisi-edisi sebelumnya.
Alasannya ialah karena dalam banyak hal pengetahuan kita mengenai
mikroorganisme belum lengkap.
Bakteri, sebagaimana tampak melalui uraian
singkat mengenai 19 kelompok, memperlihatkan keragaman yang luas. Tidak ada
organisme lain yang mempunyai kisaran ciri morfologi, fisiologi, dan metabolik
yang seluas dan menyamai bakteri.
Enzim dan Metabolisme Bakteri
Klasifikasi enzim berlaku hanya untuk
enzim-enzim tunggal, penamaan berdasarkan reaksi yang dikerjakan oleh enzim
tersebut dan ditambah akhiran – ase.
Menurut Comission on Enzymes of the International
Union of Biochemistry terdapat enam kelas utama Enzim yaitu:
1.
|
Oksidoreduktase
|
—>
|
Reaksi transfer elektron (atau pemindahan atom hidrogen)
|
2.
|
Transferase
|
—>
|
Transfer gugusan fungsional (mencakup fosfat, amino,metil,
dsb)
|
3.
|
Hidrolase
|
—>
|
Reaksi hidrolisis (penambahan molekul air untuk memecahkan
ikatan kimiawi)
|
4.
|
Liase
|
—>
|
Penambahan ikatan ganda pada molekul dan pengusiran non
hidrolitik gugusan kimia
|
5.
|
Isomerase
|
—>
|
Reaksi Isomerasi
|
6.
|
Ligase
|
—>
|
Pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP
|
Setiap enzim berfungsi optimal pada pH dan
temperatur tertentu. Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim
tetapi tidak menghancurkannya. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara yaitu
Metabolisme pada bakteri pada dasarnya seperti yang terjadi
pada sel-sel organisme lain secara umum. Reaksi metabolisme terdiri atas dua
proses yang berlawanan. Metabolisme pertama adalah sintesis protoplasma dan
penggunaan energi disebut anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses
oksidasi substrat yang diikuti perolehan energi disebut katabolisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar